Ini adalah pandangan pribadi saya
terhadap produk baru Toyota dan Daihatsu, All New Rush dan All New Terios. Saya
akan fokus pada impresi saya terhadap apa yang dibawa dan ditawarkan mobil ini,
bukan untuk menjelaskan spesifikasinya. Karena pada dasarnya Rush dan Terios
baru dirakit oleh Daihatsu, maka saya katakan mobil ini identik secara teknis.
Artinya, perbedaan hanya pada badge, kelengkapan, fitur, varian, dan harga.
Saya akan awali dengan flashback
sedikit mengenai Rush atau Terios generasi pertama. Jujur, generasi pertama
Rush dan Terios adalah salah satu mobil yang saya hindari. Mobil tersebut sama basic-nya dengan sebuah Avanza yang
keluar pada tahun 2004 silam. Saya pertama kali menjadi penumpang mobil itu
langsung merasakan mobil yang bukan tipe saya, karena saat itu berpandangan
bahwa mobil ini adalah versi SUV dari Avanza, sebuah mobil sejuta umat
berbentuk MPV yang tidak enak. Saya menjadi penumpang ketika pergi ke luar kota
bersama teman yang menggunakan Rush generasi pertama dan saya mual. Bantingan
yang kurang nyaman dan kursi yang terlalu kaku adalah hal yang saya salahkan.
Saya tidak mengada-ada tapi waktu itu saya ingat betul betapa saya mualnya
duduk menjadi penumpang dan ditertawai papa saya.
Lanjut ke generasi terbarunya, saya
cukup terkejut. Mobil ini sangat menarik perhatian, terutama untuk revolusi
desain yang dibawa ToyoDai. Bukan saya tertarik dengan brand ini, tetapi saya tertarik dengan ubahan dan fitur barunya,
serta segenap usaha ToyoDai untuk memberi perlawanan terhadap rivalnya.
Bocorannya sudah cukup menyita kuota saya di internet hingga peluncuran
resminya. Berdesain sangat metropolis, jauh sekali dengan tampang lawasnya yang
gagah dan maskulin. Ubahannya sejalan dengan Fortuner lama ke Fortuner baru.
Buat saya, jelas sangat baik. Terlihat kekinian, mencolok, dan tetap ada aura
yang mewah dari mobil ini.
Ada yang menggelitik bagi saya
setelah mobil ini diluncurkan, adalah pendapat orang yang mengatakan mobil ini
menjadi mirip MPV, tidak gagah, terlalu mirip Xenia dan Avanza, dan lain
sebagainya. Terutama bagi mereka pemilik Rush dan Terios lama. Ada juga yang
berkata, “rugi yang beli Rush lama, yang baru aja harga sama”. Jawaban yang
menanggapi mereka, menurut saya adalah sebuah Low SUV seperti Rush dan Terios
ini adalah alternatif Low MPV semacam Avanza. Coba kita pikir, selain tampang
gagahnya, dan ground clearance-nya,
apa yang membuat Rush dan Terios ini lebih “SUV” dari Avanza dan Xenia (saya
hanya bandingkan merk yang sama, tidak termasuk Ertiga/Mobilio/Xpander).
Sebenarnya ada, fitur Traction Control yang akan membantu pengemudi, tapi saya
rasa fitur tersebut bukan fitur khas SUV, karena itu adalah piranti
keselamatan, yang artinya tidak terkhususkan untuk SUV. Artinya, kelas Low SUV
lebih menjual tampilan, ground clearance,
serta SUV look saja, bukan menjual sesuatu yang literally SUV dibanding mobil seharga. Jadi, yang penting mobil
lebih tinggi ground clearance-nya,
lebih gagah tampilannya dibandingkan Low MPV maka sudah sangat approved untuk menjadi Low SUV. Jangan
coba untuk meminta lebih, karena ya memang ini Low SUV, plus mobil ini juga 7-seater. Saya harus katakan desain adalah
selera, dan pandangan mengenai selera saya adalah demikian. Jika generasi
sebelumnya gagah, mungkin karena desain pada zamannya seperti itu, dan setelah
satu dekade terlewat desainnya terlihat macho.
Oke secara styling,
saya akan bahas dari perspektif Rush. saya bingung dengan mobil ini di beberapa
hal. Lampu Full LED tanpa proyektor (reflektor) adalah kebiasaan Honda. Desain LED
lampu senja yang ala DRL itu juga bukan khasnya Toyota, melainkan Honda. Satu
lagi, desain grill yang membesar ke bawah dan air dam lebih kecil di bawahnya
juga sangat tidak Toyota. Toyota seharusnya Keen Look, yang umumnya punya
grille tipis dengan air dam tegas yang besar. Contohnya ada pada Calya, Yaris,
CH-R, Agya, Camry, dan lainnya. Entah karena bumper dan grillenya tidak
dibedakan dari Terios jadi berbehasa desain Daihatsu atau meniru tren masa
kini. Saya setuju bahwa tampangnya mirip Honda CR-V RM Facelift 2015 yang lampu
LEDnya mirip.
Proposi samping overall cukup modern, saya suka velgnya.
Mobil ini ketinggian, dan kurang cocok di window line baris ketiga yang menukik
ke atas tapi nanggung menurut saya. Aksesoris di Rush TRD agak aneh di side
moulding yang berwarna hitam, sangat tidak sporty
dan justru merusak desainnya. Saya masih bisa terima cover foglamp TRD yang
berlebihan dibanding side moulding-nya.
Ingin rasanya disediakan fitur Rush TRD dengan eksterior Rush G, jauh lebih
kalem dan clean. Untuk Terios, dapet body
kit samping berwarna silver, nice.
Tapi sayang window visornya overkill karena ditempel hingga baris
ketiga. Tipe R nya sangat berlebihan krom, khas Daihatsu. Buat yang suka pasti
senang. Bentuk rumah foglamp mengingatkan saya dengan Toyota CH-R.
Desain belakang bagus,
terlihat proporsional. Entah kenapa banyak mobil yang kurang proposional bagian
belakangnya akhir-akhir ini, tapi di Rush ini walau mirip Mobilio, secara look baik. Lampunya sudah LED pula, dan
LED nya bagus, tidak seperti di BR-V yang pas direm nyalanya aneh. Yang
mengganggu tapi minor, ada pada potongan plastik hitam yang garis desainnya
agak kacau. Lekukan bemper dan potongan underguard yang tajam menurut saya
jelek, saya sendiri susah menjelaskannya.
Masuk ke interior,
Toyota maupun Daihatsu ingin membuat interiornya terlihat mewah dan premium
seperti sang SUV Fortuner, dengan aksen seperti kulit melintang tegak di
dasbornya, tentu saja dengan jahitan
palsu kecuali di Rush TRD yang soft pad asli. Effort-nya bagus, karena jauh lebih modern dibanding yang lama, dan
layout-nya kembali normal jika
generasi sebelumnya punya vent AC
tengah yang terlalu turun. Desain stir yang mengambil milik Daihatsu Copen
kurang cocok di mobil ini. Konsol di antara kedua jok depan merusak segalanya
di Rush, karena; desain transmisi matik jadul (Terios juga), dan center console box tambahan yang tidak
rapi sama sekali. Joknya lebih berbentuk dan nyaman, tapi posisi duduk sangat
Avanza. Doortrim masih memuat kain walau sedikit sekali, dan jahitan palsu berlanjut
dari atas hingga bawah, sangat berlebihan! Masalah ruang kaki maupun kepala,
dan juga storage tidak perlu saya jelaskan karena video review oleh beberapa
media di Youtube sangat bisa menjelaskan dengan baik.
Sekarang adalah bagian
di mana Rush dan Terios ini mengalami peningkatan drastis, fitur. Smart entry tersedia di beberapa tipe
untuk Rush maupun Terios. Anehnya, tipe G di Rush belum memiliki smart entry namun sudah dibekali push start/stop engine button. Padahal
biasanya kedua fitur ini sepaket. Dalam hal ini, Rush dan Terios tipe tertinggi
setara dengan Mitsubishi Xpander, dan otomatis mengalahkan BR-V. Lagi-lagi
ToyoDai merusak produk ini dengan menyunat “fitur” optitron meter cluster yang sebelumnya sudah ada di mobil ini.
Inilah yang saya idak sukai dari kedua brand ini, sealu saja ada yang nanggung.
MID nya seperti ingin terlihat kekinian dengan layar besar berwarna, padahal
belum TFT dan bagian yang berwarna hanyalah indikator ECO. Untuk HU saya tidak
perlu bahas, kedua mobil ini sudah di atas rata-rata untuk fitur gimmick-nya. AC adalah fitur yang
dibanggakan di Rush dan Terios tipe atas. Sebelumnya AC Rush dan Terios sering
di-bully karena hanya mengandalkan 2
knob putar yang sangat kuno seperti Avanza, Calya, Agya dan kembarannya
masing-masing. Bedanya, sekarang interface-nya
digital plus fitur Auto Climate Control. Perbandingan AC control pada Mobilio, BR-V, dan Rush
yang sudah ber-interface digital. Untuk
Terios, bisa menyesuaikan Rush versi G (digital)
dan TRD (auto), tanpa defogger belakang. Intinya, saya masih
kurang sreg betapa pelitnya ToyoDai untuk memberikan pegaturan arah hembusan,
yang lebih dibutuhkan daripada fitur Auto bagi saya.
Fitur
|
Rush G
|
Rush TRD
|
Honda
BR-V/Honda Mobilio non-RS/Honda Brio
|
Honda
Mobilio RS
|
Climate
Control
|
Tidak
|
Ada
|
Tidak
|
Ada
|
Auto AC
|
Tidak
|
Ada
|
Tidak
|
Ada
|
Arah
hembusan
|
Kepala
saja
|
Kepala
saja
|
Kepala
dan Kepala-kaki
|
Kepala
dan Kepala-kaki
|
Front Defogger
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Rear Defogger
|
Ada
|
Ada
|
Tidak
|
Tidak
|
Resirculation Lever
|
Ada
|
Ada
|
Ada
(BR-V)
|
Tidak
|
Fitur
Lain
|
2 Memory
slot
|
-
|
Max Cool
(shortcut)
|
Max Cool
(shortcut)
|
Surprisingly, lampu LED cantiknya sudah Auto, dan saya
sangat appreciate ToyoDai dalam hal
ini, karena CR-V Turbo tidak diberikan fitur sejenis. Begitu pula dengan rear defogger yang sudah ada di Rush.
Beberapa detail kecil seperti lampu pada vanity
mirror, map light with sunglass
holder, dan seat height adjuster
juga saya acungi jempol, sayangnya seatbelt
height adjuster disunat dan oleh Toyota digantikan dengan seatbelt reminder untuk ketujuh kursi!
Agak berlebihan tapi sangat membantu bagi orang yang care terhadap safety.
Untuk Daihatsu, Terios punya all around
view monitor, di mana terdapat sejumlah kamera yang dipasang rapi dan
citranya ditampilkan di layar HU, nice
touch. Sayang kursi baris keduanya yang mirip Avanza dan Xenia belum
dilengkapi armrest untuk kenyamanan,
salah satu deal breaker dibanding
Xpander dan Ertiga bagi pecinta armrest.
Versi Toyota seperti biasanya diberikan safety
lebih berupa headrest dan seatbelt 3 titik yang lengkap. Fitur
kekinian berupa power outlet yang
tersedia di semua baris juga ada di kedua mobil ini. Saya terkejut setelah
mengetahui Rush punya 8 speaker, 2 di
setiap baris dan 2 tweeter di depan,
tinggal lihat saja bagaimana kualitas audionya nanti. Lagi-lagi masalah selera,
saya kurang suka bentuk jok bagian baris kedua yang mirip dengan Avanza Xenia
bahkan Calya Sigra, terlalu membosankan menurut pribadi. Door handle luar dalam juga sama dengan Avanza Xenia maupun Calya
Sigra, dan itu juga sama seperti yang Honda lakukan di Brio, Mobilio, dan BR-V.
memang secara part, generasi lanjut
dari Rush dan Terios lebih banyak mencomot saudara kelas bawahnya Toyodai, dan
kita harus terbiasa dengan itu (mau tidak mau).
Untuk teknis saya
memang belum bisa bicara banyak, namun prediksi saya tidak akan terlalu wow
juga driving impression-nya, rival
terbarunya (Xpander) juga tidak menjual unsur fun to drive, seperti yang Honda banggakan di Mobilio dan BR-V nya.
Sasis dan penggeraknya serupa dengan generasi lama, dan saudaranya Avanza
Xenia. Menggunakan RWD dan sasis sebagian ladder
frame memang terdengar kuno, tapi saya dengar mobil ini sudah sangat improved karena generasi lamanya yang
mempunyai pengendaraan buruk, sehingga tidak ada poinnya lebih memilih mobil
ini dari Avanza atau Xenia. Sedikit flashback
generasi lamanya lambat dan tidak hemat, keras dan kurang nyaman sekaligus
punya handling parah.
Kesimpulannya, tanpa
melihat rivalnya alias hanya membandingkan dengan generasi sebelumnya, saya
suka generasi baru dari Toyota Rush dan Daihatsu Terios ini. Desainnya yang less tough karena beberapa elemen
termasuk hilangnya ban serep model konde justru menurut pandangan saya lebih
oke dan cocok di segmennya. Teknologi dan safety jauh meningkat meninggalkan
yang lama, driving impression dipercaya membaik juga, plus value berupa harga
yang tidak ada kenaikan. Paket yang sangat menarik sejujurnya. Sayang, beberapa
unsur desain (selera) kurang original, seakan gabungan desain dari mobil-mobil
lain. Ciri Toyota (pada Rush) tidak kuat, bahkan tren lampu LED seperti itu
sangatlah Honda. Tapi semua itu adalah preferensi saya dan bukanlah suatu deal breaker yang berarti. Pilihan tipe
dari total varian Rush dan Terios cukup mengakomodir kebutuhan banyak orang. Nama
besar mereka juga patut menjadi pertimbangan. Jika Anda mencari mobil dengan
mempertimbangkan value mobil ini sangat cocok, walau ada merk yang menawarkan
lebih. Jika Anda mementingkan taste,
Anda layak memikir ulang. Seperti saya, rasanya saya kurang bisa rela membayar
sejumlah uang untuk mobil ini, karena saya bukan hanya ingin membeli mobil
namun juga kesenangan, kepuasan, kecintaan pribadi terhadap mobil itu. Bahasa kasarnya:
walau mobil murah dan bertabur fitur dan keunggulan, kalau nggak suka ya jangan
dibeli. Ini bersifat sangat pribadi dan objektif, namun jika ditanya, saya akan
sangat memilih Xpander atau bahkan Mobilio lebih dari duo kembar ini.
Terima kasih sudah membaca, dan saya menantikan komentar dan kritik. S
emua foto diambil dari internet. Saya sangat terbuka dengan pendapat Anda.
Komentar
Posting Komentar