Langsung ke konten utama

Semua Generasi Honda Jazz di Indonesia-Honda Jazz History and Owner Review-Full Pics

HONDA JAZZ

Hatchback ciptaan Honda yang menjadi trendsetter


          Kerap saya ditanya oleh teman saya, kira-kira begini. “Kenapa Honda Jazz harga bekasnya masih sangat tinggi?” Sepertinya juga banyak orang lain menanyakan hal yang sama. Secara ekonomi, tingginya harga bekas Honda Jazz salah satunya diakibatkan peminatnya sendiri. Mobil ini memang diminati baik dalam kondisi baru maupun bekas. Kali ini saya akan membahas Honda Jazz tiap generasi, dan mobil ini telah mengisi masa anak-anak saya yang sangat berharga :’). Saya sendiri sudah menggunakan Jazz sebagai mobil harian dari generasi pertama (GD) walau sangat singkat, dan terakhir generasi kedua (GE) RS baik yang manual dan matic, facelift dan pre-facelift yang sudah terjual semua. Untuk generasi ketiga yaitu GK, saya tidak membelinya karena agak kurang tertarik dan cukup kecewa (sudah saya jelaskan di bawah).
              Honda Jazz adalah mobil segmen compact hatchback pertama di Indonesia, baru disusul Toyota Yaris, Mazda2 dan kawan-kawan, sehingga saya tak salah jika menyebutnya trendsetter. Dengan kelebihannya yaitu space dan practicality serta membawa DNA Honda yang lumayan sporty, Honda Jazz sering memimpin pasar bahkan hingga saat ini. Walau pasar hatchback sekarang termakan low SUV dan crossover, namun peminat Honda Jazz dan mobil sekelasnya masih ada.


2004-The Legend GD3

Hadir pertama kali di Indonesia pada 2004, Honda Jazz cukup booming waktu itu, karena berharga terjangkau dengan brand Honda. Jazz adalah produk termurah Honda saat lahirnya, dan harganya kalau tidak salah di angka 120 jutaan dulu. Ditawarkan dengan 1 trim saja, bermesin 1.5 liter i-DSI baru beberapa saat kemudian tersedia varian mesin VTEC. Transmisinya ada manual dan otomatis CVT. Sebelumnya, Honda Fit sempat hadir di Indonesia sebelum HPM menghadirkan Jazz, dengan mesin 1.3 liter. Selang beberapa waktu, tingginya permintaan pasar membuat Honda mulai memproduksi Honda Jazz dalam negeri. Juga hadir versi sedan yaitu City (atau Fit Aria).
Eksteriornya cukup menarik pada masanya, walau sekarang terlihat cukup kuno karena pengaruh adiknya (GE8). Honda Jazz memang memiliki konstruksi yang tidak terlalu sporty. Menurut saya, disebabkan oleh desainer Honda yang memaksimalkan kabin dengan memperkecil ruang mesin. Selain itu juga disebabkan oleh adanya kaca jendela tambahan di samping belakang, sehingga mobil ini punya D-pillar. Honda Jazz ini buat saya walau tetap ada unsur sporty-nya, tetap lebih mirip MPV kecil 2 baris.
Interiornya terlihat biasa secara material, tapi desainnya yang rumit, penuh lekukan, tonjolan dan lain sebagainya cocoklah membuatnya sebagai mobil anak muda. Joknya berbentuk sporty dan nyaman juga. Posisi berkendara cukup baik, stirnya sudah bisa naik turun. Fitur di Jazz ini termasuk biasa saja bahkan di zamannya. Harga bekasnya juga sudah cukup murah, karena memang Jazz ini sudah tergolong tua. Suspensi bawaannya keras dan kurang nyaman. Tapi ada poin plus di kenyamanan yaitu kelegaan kabinnya. Duduk di belakang pun sama sekali tidak melelahkan karena kursinya nyaman dan lega, dengan headrest yang proper.
Fitur menarik di Jazz ini adalah pengatur posisi jok depan dari belakang. Fitur ini bertujuan supaya penumpang belakang bisa memaju-mundurkan jok depan. Mirip seperti pada mid-size sedan Camry dan Accord, bedanya ini diatur manual dan hanya bisa mengatur maju mudur. Jika pada sedan itu digunakan untuk memperluas legroom penumpang, berbeda dengan Jazz ini. Di Honda Jazz, tuas itu digunakan supaya ketika ingin melipat jok belakang, tapi mentok dengan jok depan, dapat dengan mudah memajukannya tanpa harus meraih tuas di bawah jok depan. Intinya, itu fitur untuk kepraktisan, bukan kemewahan. Selain itu, fitur iluminasi warna juga cukup unik di zamannya, terima kasih kepada HU aftermarket Kenwood yang menyediakannya. Fitur berikutnya yaitu manual mode via tombol + dan – di stir secara virtual. Cukuplah untuk fitur gimmick dan fitur ini yang dibawa Honda hingga saat ini, yang juga memancing para rival-nya untuk menyediakan fitur yang sama.


2008-The King GE8

              Honda Jazz GE selalu digadang-gadang sebagai Jazz terbaik, hingga saat ini sekalipun. Memang saat itu adalah masa keemasan Honda, yang produk CR-V dan Civicnya mengalami perubahan radikal. Jazz ini disebut best engineered car, dan saya sangat setuju. Ubahannya sangat positif, sangat maju dibanding Jazz GD dari segala sisi. Perbaikan dan ubahan membawanya menjadi hatchback yang tetap terpopuler di Indonesia. Mesin baru i-VTEC yang menggabungkan i-DSI dan VTEC (kata Honda) salah satu nilai jual dengan tenaga terbesar tak terkalahkan hingga saat ini yaitu 120 ps. Transmisi CVT digantikan oleh 5AT sama seperti Honda kebanyakan saat itu.

              Secara driving, menurut saya ini Jazz yang sangat fun. Bisa jadi orang sangat suka atau tidak suka, terutama karena bantingannya keras dan cukup mengganggu. Efek suspensi keras ini tidak main-main, bagi beberapa orang sulit untuk mentolelirnya. Performa di putaran atas memang hebat saya akui, walaupun di putaran bawahnya (untuk yang matic) biasa saja, masih kalah dengan Yaris atau 2. Responnya khas Honda L15, tidak seloncat Yaris ketika kita menginjak pedal gas pertama kali. Handling mobil ini baik, tentu saja karena suspensinya yang mengorbankan kenyamanan. Setir akurat dan bobotnya pas, begitu menyenangkan. Kelemahan Jazz adalah interiornya yang mudah rattling. Bahkan baru beberapa tahun sudah banyak material plastik yang bunyi ketika lewat jalan yang kasar, ditambah suspensi kerasnya yang gaduh.
              Desain, sulit untuk move on dari Jazz GE ke GK. Desain begitu indah, simpel tanpa perlu dandan berlebihan tapi menarik, terasa sporty dan dinamis. Jazz GE8 ini sangat kental JDM secara styling. Khusus keluaran 2008-2011, ia simpel dan clean, apalagi yang warna putih. Proporsi samping masih mengisyaratkan desain Jazz GD namun jauh lebih sleek berkat pillar-A nya. Sedangkan facelift pada 2012 dan 2013 cukup banyak mengubah bahasa desainnya, menjadi agresif, tajam, dan lebih brutal. Bagian depannya tajam, dan belakang lebih gaul karena desain bumpernya.Sehingga mengesankan kondisi standar mobil ini sangat sporty, tidak sesimpel sebelumnya, ini juga masalah selera.  Yang jelas, semua Jazz GE baik yang S, maupun RS (bahkan A) sangat cantik dan belum terlihat tua. Sayang lampu belakang belum LED pada varian pre-facelift, kemunduran dari GD facelift. Yang menarik adalah ­pillar-A yang sangat landai dan panjang hingga ke kap mesin, membuat kaca depannya sangat luas (berefek juga ke mahalnya pemasangan kaca film, seperti pada Freed juga).
              Banyak yang bilang interiornya biasa. Oke, material, finishing, build quality-nya jelek saya akui, tapi untuk desain, ia sangat Honda kelas non-premium yaitu sporty, tidak simetris, driver oriented, dan penuh lekukan. Puteran AC yang dibenci orang justru saya suka, posisinya dekat pengemudi seolah memberikan full-control ke pengemudi (ala CR-Z). Desainnya masih niat dan terkesan modern walau belum kekinian (black piano gloss), masih silver-silver biasa untuk aksen di dashboard. Storage melimpah dan ini kelebihan GE juga dibanding semua Jazz. Sayang karena plastiknya yang murah itu dilekuk-lekuk secara agresif oleh desainer interior Honda, ditambah suspensi yang mem-“banting”, interiornya mudah rattling seperti yang saya bilang, dan ini menganggu. Terkesan seperti LCGC padahal belum terlalu tua, mengurangi kenyamanan ditambah lagi peredaman biasa saja. Fitur standar saja, atau justru tergolong minim dibanding rival-nya. sayangnya malah ada yang di-downgrade di Jazz GK.

              Kabin, lebih lega dari Jazz GD baik kepala maupun kaki. Sayang jok depannya agak didesain pendek, jadi ingat Toyota Avanza. Namun, desain joknya bagus, suportif dengan posisi duduk cukup rendah. Setir bisa diatur lengkap dan itu poin plus dibanding rival. Di door trim, masih tersisa material fabric walaupun keras. Tidak banyak keluhan untuk space dan practicality. Jazz GD sudah superior dalam hal tersebut, terlebih Jazz GE ini. Bagasi juga sama luasnya dengan Jazz GD, juga lantainya rendah memberikan akses yang nyaris sama mudahnya dengan MPV. Dari 2008-2012, Jazz tersedia dalam varian S dan RS, yang banyak terjual adalah RS. Padahal, di Jazz GD varian i-DSI lebih banyak beredar. Baru di 2013, Honda menghadirkan varian super basic A, yang jarang sekali saya temui. Poin minus adalah minimnya fitur di tipe S (apalagi A). Tipe S (2008-2012) sayangnya minus Airbag, dan keyless entry. Selain itu, fitur power retract, turn signal indicator on mirror, armrest, paddle shift, dan pernak-pernik lain dihilangkan oleh Honda, bukan masalah buat saya.













2014-The Cool, The Hype GK5


              








Desain Jazz ini bisa dibilang sudah tidak sejalan dengan pendahulunya. Sekarang perawakannya dibuat lebih stylish dan tidak menggembung, terkesan seperti hatchback umum, bukan ala MPV lagi dengan bonnet pendek pada GE. Jendela samping paling belakang diperkecil, kaca belakang dibuat landai, alhasil ia terlihat kompak, padahal panjangnya mirip dengan GE. Jika GE memaksimalkan space dengan membuat bodinya lebih mengotak (walau tidak kotak sama sekali), Jazz GK lebih streamline. Lampu depan, mengikuti tren mobil masa kini, sipit dan tajam, sehingga lebih agresif. Peran lampu membulat dan besar diteruskan oleh Honda Brio, karena Jazz sudah jauh lebih mahal dibanding generasi pertamanya. Dengan banderol 248 juta rupiah untuk RS CVT waktu diluncurkan, Jazz GK tidak mengalami kenaikan harga yang banyak dibanding GE. Dibalik itu ternyata sejumlah upgrade dan downgrade Honda lakukan. Kita akan membahas downgrade-nya nanti. Honda masih menghadirkan varian yang sama, yaitu A, S dan RS yang menjadi favorit.
              Lampu depan, sudah projector LED seperti Mazda2, semakin meninggalkan Yaris. Grille-nya ala Honda sekarang, solid wing face dengan finishing black gloss, dan ada semacam plating dari krom. Lampu dekat dan jauh sudah LED seperti yang saya katakan, lampu dim dan foglamp halogen, dan belum ada DRL. Hebatnya spec lampu Jazz ini keren, sudah auto levelling yang banyak orang belum tahu. Desain depan, sebenarnya terlihat agresif dan fresh, tidak sedikit yang memujinya karena terlihat seperti Civic, nice. Namun saya kurang sreg karena desainnya terlalu pesek, terutama jika dilihat dari samping, dan terlalu membulat pada beberapa sisi.
Dari samping Jazz GK terlihat agak beda dengan GE. Window line-nya lebih fluidic. Sayang, quarter window-nya mengecil. Door handle sudah model tarik, dan saya suka karena kokoh, tebal, tidak seperti Yaris dan 2. Velg-nya cukup mencuri perhatian, two tone­ dan berdesain menarik. Ada garis tegas menyambung ke lampu belakang pada pintu sampingnya. Lampu belakang LED tipe titik, dan desainnya sangat berubah. Ia memanjang ke atas seperti CR-V (juga banyak yang berkata mirip Volvo). Di belakang dia sangat less agresif dibanding GE. Apalagi bumper-nya terlihat cupu, seolah senyum, tanpa ada aksen tambahan bagian bawahnya. Saya kurang suka desainnya, walaupun seperti inilah karakter Honda masa itu.
Bagian favorit saya yaitu membahas downgrade dan upgrade-nya, dan saya ingin mulai dengan upgrade dahulu dibanding GE, baik itu fitur atau lainnya. Upgrade items di Jazz GK dibanding GE adalah sebagai berikut.
1.       Smart Entry
Fitur ini menjadi kekurangan di GE, karena rival-nya sudah menggunakan sejak lama. Akhirnya Honda menghadirkan fitur ini untuk GK RS, dan sistemnya bagus karena hanya model genggam door handle maka pintu akan unlocked.
2.       Keyless Push Start/Stop Button
Sepaket denga fitur di atas, kini Honda (GK RS) tidak pelit lagi untuk fitur semacam ini, yang pada era 2008 Accord-pun belum punya, padahal Yaris 2006 sudah punya.
3.       Audio Steering Switch
Fitur convenience yang absen di GE, padahal sudah dimiliki Yaris dan 2. Fitur yang ada pada RS ini cukup memudahkan Anda, dan membuat setir terlihat berisi.
4.       Cruise Control
Wow, cukup takjub ketika tahu Honda memberikan fitur ini untuk sebuah Jazz RS. Persetan dengan yang menganggap fitur ini useless, karena fitur ini tidak hanya membantu namun cukup menyenangkan untuk dimainkan, dan juga keren.
5.       LED auto-leveling projector Headlamp
Seperti yang saya jelaskan tadi, RS mendapatkan seperangkat penerangan canggih yang tidak disunat dari Thailand, dan Jepang. Setidaknya, kita tidak perlu modal untuk mengubah lampunya menjadi putih, seperti HID karena di Jazz GK RS sudah putih, standar lampu keren masa kini. Bahkan di City dan HR-V E yang lebih mahal, lampunya masih halogen multi reflektor. Di sini, Honda Jazz tentu unggul.



6.       MID
ECO assist nya keren to be honest, bikin penumpang lain penasaran
MID terlihat lebih modern, karena besar, beriluminasi biru dan menhadirkan informasi lengkap.
7.       Interior design
by the way, ini tipe S manual
Ia terlihat lebih mahal, jauh dibanding Yaris namun masih kalah dengan 2 SkyActiv. Bahkan pernah memenangkan award bergengsi untuk desain interiornya. Ia menggunakan finishing silver, krom, dan piano black yang lebih baik dari GE, walau materialnya biasa saja. Build quality lebih rapi di sini, dan pada edisi 2015 Honda Indonesia mengubah beberapa material plastik di dashboard menggunakan soft pad.


8.       Comfort
Jok di GK lebih tebal, empuk dan meredam lebih baik setiap getaran dan guncangan. Efeknya adalah kenyamanan yang membaik jauh dibanding GE yang harsh. Di GK, tetap tergolong keras, namun lebih refine dibanding GE buat saya. Peredaman terasa baik dan tidak terlalu mengguncang dahsyat.
9.       CVT
Sebelum Anda panas, baca penjelasan saya terlebih dahulu. CVT di Jazz dibanding CVT biasa sudah sangat baik, namun sulit untuk mendapatkan feel seperti 5AT GE. Responnya tidak spontan seperti matic biasa, namun figur akselerasinya ternyata lebih baik dari GE. Terdapat mode S yang bisa memperbaiki performa, plus konsumsi bbm lebih baik (dan lebih halus). Paddle shift tetap disediakan dan itu bekerja baik. Makanya, saya heran dengan hasil review salah satu kanal YouTube lokal yang mengatakan Jazz super underpowered. Nyatanya seorang pembalap sekaligus reviewer yang mengetes Jazz GK RS CVT ini dengan alat ukur valid mengatakan akselerasi 0-100 cukup baik, dan feeling CVT-nya tidak seburuk itu.
Honda Jazz tipe A yang tidak pernah saya temui di jalan
Sedangkan downgrade spesifikasi pada Jazz GK dibanding GE adalah sebagai berikut.
1.       Identitas sang RS
Front Look tipe S overall mirip dan identik RS
Jika di GE tipe S dan RS dibedakan cukup banyak untuk styling-nya, di GK mereka terlihat mirip, hanya beda bodykit, spoiler, dan lampu. Ubahan lain yaitu bumper belakang yang minor, dan finishing grille-nya. Terlihat HPM agak kurang niat dan terlalu menghemat ongkos produksi Jazz yang sekarang sudah CKD di Karawang.
2.       Rem tromol belakang
Ini adalah yang terparah, dan banyak dibicarakan banyak orang. Terjadi juga di Honda City, walau rem cakram di Jazz GE juga tidak hebat namun ini tetaplah spec down. Memalukan, ia kalah dari Yaris, 2 dan GE. Mungkin HPM ingin konsumen langsung upgrade ke HR-V, yang memang lebih diminati dibanding GK saat ini.
3.       Upper glove box, rear cup holder

Storage di GK cukup menjadi issue seperti yang dialami pada CR-V RM, dan Odyssey. Glove box tersisa 1 saja, rear center cup holder tersita oleh center console yang super nanggung, side door pocket mengecil, dan banyak lainnya.


4.       Proper Armrest
Adanya center console yang kecil, sekaligus jadi armrest jadi-jadian dari fabric menghilangkan armrest yang proper dan nyaman seperti di GE RS. Hal ini mengurangi kenyamanan posisi duduk. Agak kecewa dalam hal ini, karena posisi armrest di GE RS A/T benar-benar sulit ditandingi. Namun, rival-nya pun sebenarnya belum memiliki armrest juga.








5.       Underseat storage
Di GE, terdapat laci tambahan di bawah ultra seat-nya. Sekarang bagian bawah ultra seat dibiarkan polos dengan pelapis kain karpet, tanpa pelapis plastik atau semacamnya.
6.       Less cup holder
Masih berkaitan dengan storage, Jazz GK punya wadah gelas yang sedikit, standar untuk kelasnya. Dibanding GE yang melimpah, tentu ini akan sedikit disayangkan untuk kepraktisannya.
7.       Heater
Sebenarnya fitur ini hilang sejak GE facelift 2013, dan fitur ini tidak penting. Saya tetap cantumkan ini sebagai down spec, karena fitur ini termasuk sesuatu yang nice-to-have.
8.       One-push fuel lid opener
Ketika mengisi bensin di SPBU pada GE kita tinggal mengatakan nominal bensin dan jenis yang akan kita beli tanpa perlu membuka tutup bensinnya, karena cukup sang petugas SPBU yang membukanya secara mandiri. Sekarang, fitur itu hilang dan kita harus membuka tutup bensinnya secara manual layaknya mobil konvensional.
9.       Luggage trimming
Jika pada GE, sisi kanan dan kiri bagasi diberi plastik seperti door trim dan dapat digunakan untuk menyimpan/menggantung benda. Hal ini menghilang di GK, dan menggunakan pelapis karpet sekarang, sama dengan Datsun GO, bahkan Brio Satya pun sudah dilapis hard-plastic.
10.   Rear defogger tipe S
Spot the missing rear defogger di tipe S
tombol hazard varian S tidak menggunakan plastik bening, hanya tombol biasa
RS
Jika Anda perhatikan detail, varian S pada GK tidak lagi mempunyai defogger dan ini cukup memalukan untuk sebuah Honda. Mungkin untuk MPV akan dimaklumi, namun untuk compact hatchback, ini disayangkan.
11.   Visibility
Kaca quarter yang mengecil, dan kaca samping belakang yang juga kecil mengurangi visibilitasnya dibanding GE yang punya kaca super luas. Bahkan kaca depan GK tidak selega GE walaupun tidak berpengaruh ke visibilitas depan. Selain itu, dashboard di GK yang keren itu posisinya tidak serendah GE, menimbulkan kesan tenggelam buat orang yang pendek. Namun tidak menjadi deal-breaker karena kursinya bisa dinaikkan, tidak seperti Brio-Mobilio-BR-V.
12.   CVT
CVT di GK bisa menjadi plus maupun minus. Minusnya adalah sensasi yang diberikan. CVT tidak senatural matic biasa pada GE dan tidak se-sporty di GE pula. Buat saya, CVT pada Jazz tidak terlalu menjadi masalah.
13.   Wiper
Frameless wiper pada GE kini digantikan dengan karet wiper standar yang mengurangi estetika.
Saya rasa penjelasan saya di atas cukup lengkap, selebihnya (yang tidak saya bahas) tidak ada yang lebih hebat atau kurang dibanding GE. Jazz GK juga diiklankan oleh JKT48 yang dikritik banyak orang, karena dianggap salah market. Dengan ini pula, lahirlah pemakan pangsa Jazz, HR-V yang lebih menjanjikan dengan harga yang tidak terlalu jauh. Mungkin karena ini juga, HPM tidak banyak meng-upgrade Jazz secara spek, supaya market mereka terjaga. Sayang GK5 tidak punya AC otomatis yang sudah dimiliki Yaris dan 2. Sayang juga, Honda masih memberi HU standar tanpa Bluetooth pada batch awal (2014) ini. Anehnya lagi, Honda mengganti HU nya dengan model floating yang aneh, yang punya fitur lengkap namun bermerk Panasonic dan saya percaya suaranya tidak sebaik JVC. Honda juga menghadirkan RS Black Top Limited Edition dengan VSA, 6 Airbags, Velg Modulo, HU canggih dan lain-lain.


2017-The Newest Honda Identity (GK5 facelift)

              Honda saat ini menggunakan tren lampu Full LED dan itu bagus, walau mirip dengan motor Honda karena tidak ber-projector. Kini GK juga sudah dilengkapi DRL LED proper yang cukup menarik dibanding Yaris, sama seperti 2 juga. Penyegaran di depan, samping, dan belakang dilakukan untuk menjaga eksistensi Jazz GK. Kini Jazz RS dan S dibedakan desain bumpernya walau tipe S pakai bumper lama, bukan bumper New Jazz seperti di Malaysia.
Fitur Climate Control otomatis sudah hadir dan membuat saya semakin yakin untuk lebih memilih Jazz dibanding Yaris. HU floating didesain lebih cantik, dengan frame black piano, dan tanpa input CD. Jahitan oranye di interior membuat kesan sporty. Bagusnya lagi, kini plafonnya hitam seperti Brio RS. Selebihnya tidak ada yang bisa dibanggakan. Saya cukup berharap Honda memberinya VSA dan HSA, di mana Mobilio RS CVT sudah memilikinya.
Kesimpulannya, Jazz GK kini didesain lebih untuk mengakomodir keinginan Indonesia, dengan mempertimbangkan rival-rival-nya. Ia sudah punya fitur yang seharusnya sudah menjadi standar di kelasnya, pengendaraan yang cukup nyaman dan tetap terasa  fun, desain yang masih keren walau sulit menggantikan GE, dan packaging yang menarik. Namun, tren CUV atau crossover  di Indonesia sudah banyak memakan pangsa Jazz. Tidak hanya di Honda, namun Yaris dan 2 pun tergerus oleh banyaknya Low SUV dan CUV secara harganya tidak jauh berbeda dengan desain lebih tangguh.
Terima kasih telah membaca. Saya juga sangat menanti komentar, kritik, saran, apapun dari Anda. Foto beberapa milik saya terutama yang GE, sisanya dari HPM dan internet. Ini adalah pendapat saya, jika berbeda Anda bisa menyampaikannya dan saya akan senang membacanya. Menurut saya, tidak ada review atau impression yang objektif. Sedikit banyak pastilah ada unsur subjektifnya, maka dari itu tidak perlu memaksakan kehendak, atau meributkan seseorang yang berbeda pendapat.


Komentar

  1. judi bola terpercaya indonesia
    Menyediakan Pasaran Sbobet - Maxbet - Cbet Terlengkap
    Bonus New Member 10% / Bonus Cashback 5% - 10%
    Minimal Deposit IDR 50.000,- Raih Kemenangan Anda Sekarang Juga 100% Tanpa Bot
    Yuk Gabung Bersama Bolavita Di Website www.bolavita88.com
    Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
    WA: +628122222995
    Telegram : @bolavitacc

    BalasHapus
  2. kunjungi website kita www.uma.c.id

    BalasHapus
  3. barangkali ada yang cari miniatur (diecast) Honda Jazz bahan besi, ban karet, bisa cek di sini:

    Miniatur Honda Jazz bahan besi

    BalasHapus
  4. Bamper jazz 2008 sama g dengan jazz 2012 gan? Bisa masuk g?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahas Honda Brio Seluruh Varian dan Edisi -Sejarah Honda Brio di Indonesia-First Look

Sejarah Brio di Indonesia               Tentu saja Anda akan memerlukan ini jika ingin membeli Honda Brio bekas di Indonesia. Honda Brio sendiri sudah sangat banyak di jalanan berbagai kota di Indonesia. Tentu kondisi bekasnya menarik untuk dilirik karena dapat mudah diperoleh dengan harga yang lebih kompetitif. Tapi, Honda Brio di Indonesia punya perjalanan waktu yang sedikit rumit walau baru diluncurkan di 2012 silam. Jadi Anda perlu teliti untuk menentukan Brio mana yang Anda pilih, begitu pula membedakan antar variannya. Saya sudah cukup lama menggunakan small hatchback/LCGC dari Honda ini. Mobil ini sebenarnya masuk di 2 segmen seperti saya bilang, yaitu LCGC yang bersaing dengan Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Suzuki Karimun Wagon R, Datsun Go/Go+ Panca, Toyota Calya, dan Daihatsu Sigra, dan satu lagi small hatchback yang rival -nya adalah Suzuki Ignis, Mitsubishi Mirage, Nissan March, Suzuki Splash, Daihatsu Sirion, Kia Picanto, Hyundai i10, dan Toyota Etios Valco.         

Pandangan Saya Pribadi Mengenai All New Toyota Rush dan Daihatsu Terios - First Look

Ini adalah pandangan pribadi saya terhadap produk baru Toyota dan Daihatsu, All New Rush dan All New Terios. Saya akan fokus pada impresi saya terhadap apa yang dibawa dan ditawarkan mobil ini, bukan untuk menjelaskan spesifikasinya. Karena pada dasarnya Rush dan Terios baru dirakit oleh Daihatsu, maka saya katakan mobil ini identik secara teknis. Artinya, perbedaan hanya pada badge, kelengkapan, fitur, varian, dan harga. Saya akan awali dengan flashback sedikit mengenai Rush atau Terios generasi pertama. Jujur, generasi pertama Rush dan Terios adalah salah satu mobil yang saya hindari. Mobil tersebut sama basic- nya dengan sebuah Avanza yang keluar pada tahun 2004 silam. Saya pertama kali menjadi penumpang mobil itu langsung merasakan mobil yang bukan tipe saya, karena saat itu berpandangan bahwa mobil ini adalah versi SUV dari Avanza, sebuah mobil sejuta umat berbentuk MPV yang tidak enak. Saya menjadi penumpang ketika pergi ke luar kota bersama teman yang menggunakan Rush gener